BARITO PUTRA FC ( Laskar Antasari )


BARITO PUTRA FC ( Laskar Antasari )



PS Barito Putra adalah klub sepak bola Indonesia berbasis di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada Tahun 2011/2012 yang bermain di Divisi Utama Liga Indonesia .Dan menempati posisi kelima pada Divisi Utama Liga Indonesia musim 2010/2011.
Barito Putera didirikan pada tahun 1988 dan bermarkas di Stadion 17 Mei Banjarmasin.
Pada Tahun 2011/2012 Saat ini Barito Putera bermain di Divisi Utama dibawah PT. Liga Indonesia dan merupakan salah satu tim terkuat di Divisi Utama. Klub sekota Barito Putra adalah Peseban Banjarmasin dan kota tetangga Martapura FC yang mulai berlaga di Divisi III PSSI.

SKUAD TEAM Barito Putra Di Divisi Utama...!!!!

SEJARAH BARITO PUTRA
Barito Putra adalah klub sepak bola milik H. Sulaiman HB, seorang pengusaha terkemuka dan kemudian juga terkenal sebagai Ketua Partai Golkar Kalimantan Selatan. Barito Putra Bermarkas di Stadion 17 Mei.
Salah satu pemain terbaik Barito Putra adalah Frans Sinatra Huwae, putra keluarga Huwae yang lahir di Amuntai, Hulu Sungai Utara.
Pertandingan semifinal lawan Persib di Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 itu merupakan pertandingan yang tak terlupakan tidak hanya bagi seluruh pemain, tapi juga bagi seluruh warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Meski akhirnya kalah 0-1 oleh gol sundulan kepala Kekey Zakaria, Barito pulang disambut bak pahlawan. Manusia menyemut sepanjang 30 km mulai dari Bandara Syamsuddin Noor hingga ke tengah kota Banjarmasin.
Tanggal 31 Oktober 2008,tim ini berhasil menjuarai kompetisi Divisi II Liga Indonesia dan promosi ke Divisi I Liga Indonesiapada musim 2009.





Perjalanan Karir Barito Putra

Tahun 1988 / 1989
Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepakbola banua. Lahir dari inisiatif H. Sulaiman HB, yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar. Beberapa pemainnya berasal dari Persinus, beberapa diantaranya adalah : Fachri Amiruddin, Abdillah, Sir Yusuf Huawe. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala asal Ujung Pandang.

Tahun 1989 / 1990
Pemain Legendaris Barito, Frans Sinatra Huwae bergabung setelah dipanggil H. Leman, frans mundur dari Klub Pelita Jaya. Pelatih saat itu Sukma Sejati, dan Frans menjadi kapten Barito.

Tahun 1990 / 1991
Pelatih Sukma Sejati digantikan Maryoto, dimana beliau adalah instruktur Diklat Ragunan yang membimbing Frans. Salahudin bergabung Barito dan kemudian dipanggil Timnas Sea Games Manila dan mendapat medali emas. Salahudin jadi satu-satunya pemain Barito yang digaji PSSI seumur hidup.

Tahun 1991 / 1992
Barito Putera melesat dibawah arahan Maryoto menumbangkan tim-tim Galatama. Akhir 1992, maryoto dipanggil PSSI untuk melatih Timnas. Pelatih Barito kemudian dipegang (alm) Andi Teguh.

Tahun 1992 / 1993
Andi Teguh membawa barito semakin solid dengan pemain lokal di kompetisi galatama seperti Frans, Salahudin, Zainuri, Yusuf Luluporo, Abdillah, Albert Korano, Fahmi Amiruddin, Samsul Bahri, Joko Hariyono, Heriansyah, Saiman dll.

Tahun 1993 / 1994
Daniel Roekito menggantikan Andi Teguh pada 1993, memoles Barito menjadi salah satu Tim yang ditakuti di Liga Dunhill. Memunculkan striker yang sangat disegani saat itu, Buyung Ismu.

Tahun 1994 / 1995
Tahun yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib Bandung 0-1 di Senayan. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.

Tahun 1995 / 1996
Tahun ini Barito hanya mampu masuk 8 Besar Liga Dunhill, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria, A.Soso. Sejak berdiri hingga sekarang, A.Soso adalah pelatih asing satu-satunya yang pernah menukangi Barito.

Tahun 1996 / 1997
Maryoto kembali hadir menggantikan A.Soso yang dianggap kurang maksimal. Barito mampu kembali ke 8 besar Liga Kansas.

Tahun 1997 / 1998
Maryoto diduetkan dengan A.Soso, namun hasilnya Barito hanya bertengger di 12 besar liga Indonesia.

Tahun 1998 / 1999
Masih dengan duet maryoto dan A.Soso, namun belum ada peningkatan, Barito tetap di 12 Besar Ligina.

Tahun 1999 / 2002
Barito Bertahan di Divisi Utama, ada 2 pelatih yang sempat menangani Barito, yaitu Rudy William Keltjes dan Tumpak Sihite.

Tahun 2002 / 2003
Kondisi Keuangan manajemen Barito Putera sedang mengalami kemunduran, Frans Sinarta Huwae dipercaya melatih Barito Putera. Sayang, setelah 9 Tahun berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, Barito harus terpuruk ke Divisi I, sunggu kenangan pahit bagi Barito Putera.

Tahun 2003 / 2004
Barito kembali harus jatuh ke Divisi II, Frans digantikan (alm)Gusti Gazali. Sempat diisukan bubar, namun manajer Hasnuriyadi membantahnya dengan press release yang dikirim ke media cetak pada tahun itu.

Tahun 2004 Sampai 2007
Ditengah situasi Krisis, H Sulaiman HB menunjuk Putera Bungsunya Zainal hadi HAS untuk jadi manajer tim. Zainal kemudian memanggil Salahudin yang sukses menghantarkan Persepar Palangkaraya ke Divisi I Liga indonesia pada 2007.

Tahun 2007 / 2008
Dalam keadaan yang terpuruk, Salahudin memikul tanggung jawab mengembalikan Barito seperti jaman 1994/1995. Akhirnya Salahudin berhasil mengumpulkan materi pemain yang punya semangat juang tinggi dan meraih Juara Divisi II pada 2008 dan mendapat promosi ke Divisi I pada 2008.

Tahun 2008 / 2009
Gairah tim kebali digalakkan, semangat masuk Divisi Utama jadi bidikan. Hadirlah pilar-pilar terbaik Salahudin seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko, Sartibi Darwis, dll. Barito mampu bertahan di divisi I.

Tahun 2009 / 2010
Akhirnya Salahudin sukses membawa Barito Putera naik tahta ke Divisi Utama Liga Indonesia.

Tahun 2010 / 2011
Ditangan salahudin Barito Putera mampu bertahan di papan tengah Grup 3 Kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone. Jika tahun ini bisa jadi tim kuat di Liga Ti-Phone, setidaknya tahun depan bisa jadi pelecut untuk menembus Liga Super Indonesia atau ISL. Pada laga terakhir melawan PSS Sleman, Barito takluk 0-1 sehingga finish di urutan ke 6 Divisi Utama Liga indonesia dan gagal lolos ke Piala Indonesia. Namun kemungkinan harapan besar Barito berlaga di Piala Indonesia sangat terbuka. Barito naik peringkat ke 5 setelah PSSI menghukum Persebaya Divisi Utama karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah.

Tahun 2011 / 2012
Harapan kami para BARTMAN (Julukan bagi para suporter Barito Putra) Semoga Barito Putra FC bisa masuk ke kancah Divisi yang lebih elegan lagi seperti Indonesian Super League (ISL).


Para Pemain Asing Barito Putera tahun 2011/2012
Suka artikel ini ?

About Sina Elkhawarizmi

Admin Blog

Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan